Rabu, 13 April 2016

Lima Perempuan Penulis Novel Drama Legendaris di Indonesia


Sebelum era Dewi Lestari, Jenar, Ayu Utami, Esti Kinasih, atau bahkan Asma Nadia, di tanah air ini telah lahir barisan perempuan penulis novel yang mumpuni. Mereka boleh disebut legenda karena telah menelurkan karya yang dikenang hingga saat ini.

Terlalu banyak untuk menyebut nama-nama perempuan penulis novel diIndonesia di era mesin tik. Saya membatasi pada mereka yang pernah ngehits di tahun 1980-1990'an. an lebih khusus lagi adalah mereka yang menulis genre drama kehidupan maupun drama romantis. Siapa saja?


Marga T



Saya banyak menyukai karyanya, mulai dari Badai Pasti Berlalu  hingga trilogi Saksia, Kishi dan Oteba. Siapakah perempuan ini?

Marga Tjoa  demikian nama aslinya. Ya, nama keturunan Tionghoa yang lahir di Jakarta, 27 Januari 1943. Dia lebih  dikenal dengan nama Marga T. Tentu saja pada masa era 1980-1990-an para pembaca novel mengenal  nama pengarang Indonesia yang paling produktif ini. Namanya mulai dikenal pada tahun 1971 lewat cerita bersambungnya, Karmila yang kemudian dibukukan dan difilmkan.

Pada usia 21 tahun, ia menghasilkan cerita pendeknya yang pertama, Kamar 27, yang kemudian disusul oleh bukunya yang pertama, Rumahku adalah Istanaku, sebuah cerita anak-anak, yang diterbitkan pada 1969.

Mira W




Saya pribadi menyukai karyanya berjudul Dari Jendela SMP, Seruni Berkubang Duka dan Perisai Kasih yang Terkoyak. Siapa dia?

Nama lengkapnya adalah Mira Widjaja (Wong), namun lebih dikenal dengan nama pena Mira W. Perempuan yang lahir pada 13 September 1951 adalah novelis Indonesia  dari keluarga keturunan Tionghoa.  Novel-novel roman populer karyanya banyak disukai  di Indonesia.

Mira menulis novel dengan berbagai genre, termasuk roman, dan kriminal. Latar setting novelnya kebanyakan bercerita tentang kehidupan rumah sakit. karena Mira merupakan seorang  dokter. Novelnya banyak difilmkan, seperti Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi, Ketika Cinta Harus Memilih, Permainan Bulan Desember dan masih banyak lagi.


Ike Soepomo




Saya suka perempuan penulis satu ini karena beberapa judul karyanya mengambil nama warna, seperti jngga, putih, merah muda, hijau, dan lainnya.

Ike Soepomo  demikian namanya. Ike berdarah  Serang, Banten dan lahir pada 28 Agustus 1946. Kebanyakan novelnya telah difilmkan. Karya-karyanya antara lain: Malam Hening Kasih Bening,  Kabut Sutra Ungu, Mawar JinggaKembang Padang KelabuUntaian yang Terberai, Anyelir Merah Jambu, Putihnya Harapan, Permata Lembah Hijau.

Favorit saya adalah Kabut Sutera Ungu dan Mawar Jingga.


Maria A Sardjono




Perempuan penulis satu ini memang jarang disebut, karena beberapa bukunya terbit di penerbit yang tidak terlalu populer. Namanya Maria A. Sardjono. Dia mulai  menulis sejak remaja tetapi karya-karya baru dapat dinikmati khalayak mulai tahun 1974.

Beberapa novelnya yang terkenal dan difilmkan adalah Di Balik Dinding Kelabu dan Setegar Gunung Batu, dan sekaligus juga novel favorit saya.

Titie Said




Sejujurnya, saya menggemari karya perempuan penulis ini karena  senantiasa berisikan ketegaran permpaun menghadapi takdir. salah satunya adalah Jangan Ambil Nyawaku yang berkisah tentang survivor cancer.

Titie Said lahir di  kota Bojonegoro, Jawa Timur, 11 Juli 1935 dan telah  meninggal di Jakarta, 24 Oktober 2011. Penulis ini pernah menjadi  Ketua Badan Sensor Film Indonesia. Dia merupakan lulusan sarjana muda Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia tahun 1959.

SEmasa hidupnya Titie  menulis 25 novel, antara lain Jangan Ambil Nyawaku (1977), Reinkarnasi, Fatima, Ke Ujung Dunia, dan Prahara Cinta (2008). Sedangkan kumpulan cerita pendeknya adalah Perjuangan dan Hati Perempuan (1962).

Terus terang, saya agak kesulitan mencari novelnya karena diterbitkan bukan oleh penerbit populer seperti penebrit yang merilis novel karya  Mira W atau Marga T kala itu. Biasanya malah saya menemukannya di lapak-lapak pinggir jalan.

----------------------------------------------
Jika suka ulasan ini, silakan komentar
----------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar